Dampak Penggilingan Batu Banyak Di Keluhkan Warga

0
418

Pasuruan, Gempurnews.com – Musim kemarau yang begitu panjang mengakibatkan tanah dan pohon kekeringan tampak banyak sekali  debu yang berterbangan ke dedaunan  sehingga tanaman   banyak yang rusak dan layu kamis 17/10/19

Seperti halnya yang di dusun Brintik Desa Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan, pencemaran lingkungan tak terhindarkan lagi, menyebabkan pengelolahan lahan pertanian sudah tidak bisa di tanami lagi.

Pergantian musim itu sudah biasa setiap tahun silih berganti musim kemarau atau musim hujan sehingga masyarakat petani sudah bersiap siap menghadapi pergantian musim sekaligus tanaman yag cocok untuk di tanam di lahan sesuai dengan musimnya

Namun sekarang suasana sudah berubah di karenakan investor semakin banyak melakukan  perluasan tambang batu di desa benerwojo sebagian lahan sudah tidak hijau lagi akibat  penggalian batu yang memakai alat berat (exacator) semakin  dekat lahan petani dàn perkampungan membuat lingkungan rusak dan debu yang berterbangan ke tanaman padi petani sehingga rusak dan gagal panen.

Seperti yang di tuturkan oleh ibu jamsiati, dia mengeluhkan hasil tanaman padinya mengalami penurunan, sebelumnya biasanya bisa mencapai 2 ton setiap panen tapi sekarang sudah menurun.

Dikatakannya hasil bertaninya tak bisa lagi bagus  selalu rusak semenjak adanya penggilingan batu yang di lakukan oleh PT Merak jaya dan PT BGN.

Limbah dari kedua PT  yàng beraktifitas melewati  perkampungan  setiap hari apalagi di musim kemarau,   saat tanah kering berdebu bisa merusak tanaman padi.

Kondisi ini mendapat sorotan tajam  dari aktifis pencinta lingkungan yang ada di Pasuruan.

Abdul Holik  aktifis senior pencinta lingkungan pasuruan membenarkan atas keluhan dari beberapa warga yang terkena dampak dari kegiatan pertambangan pecah batu tersebut.

Dia sangat menyayangkan  kegiatan para investor pertambangan yang kini luasnya sudah mencapai puluhan hektàr lebih, juga  kurang perdulinya dengan lingkungan juga kontribusi  kerugian yang di alami masyarakat sekitarnya.

“Saya sangat menyayangkan adanya investor pertambangsn  yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, serta kurangnya kepeduliannya terhadap warga sekitarnya” ungkap M Holik dengan tegas.

Sampai berita ini di turunkan, kedua pengusaha tambang tersebut belum berhasil di temui. (arie)