Oknum Guru SMAN 5 Cimahi Paksa Wali Murid Pemegang SKTM Bayar Sumbangan Pendidikan

0
2021
SMA Negeri 5 Cimahi/foto. Asyaf

Cimahi, gempurnews.com – Dua orang oknum guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Cimahi melakukan survey pada orang tua siswa untuk membuktikan keadaan siswa pemegang SKTM.
Kedua oknum tersebut seolah tidak mempercayai ketidakmampuan wali siswa dalam membayar uang sumbangan pembangunan.
Survey itu salah satunya dilakukan pada Ny. SM yang merupakan orangtua siswa SMAN 5 Kota Cimahi.
Pada gempurnews, SM yang tinggal di kawasan Karang Mekar, menceritakan, survey dilakukan oleh dua oknum guru tersebut beberapa waktu yang lalu.
Lantas SM juga menjelaskan, saat itu dirinya kedatangan dua orang guru yang mengaku bertugas untuk mensurvey kebenaran keadaan para pemilik SKTM.
Saat sesi tanya jawab, masih kata SM, dia sudah menerangkan bahwa rumah yang ditempati adalah rumah mertuanya.
“Tapi salah satu oknum guru tersebut tidak percaya, sehingga sumbangan untuk pembangunan Sekolah di SMAN 5 dikenakan maksimal yaitu sebesar Rp 5 jt,” ungkapnya.
SM juga mengatakan, meski sudah menunjukan SKTM serta meminta keringanan sebesar 50% yaitu sebesar Rp 2,5 Jt, namun permohonannya tetap ditolak.
“Malah salah satu oknum guru itu berkata, masa rumah sebesar ini tidak sanggup membayar biaya 5 Juta” kata SM meniru perkataan salah satu guru yang mendatanginya.
Akhirnya, lanjut SM, dengan terpaksa menyatakan kesediaanya membayar uang sumbangan pendidikan dengan cara di cicil.
“Sebenarnya sangat berat, tapi mau bagaimana lagi,” keluhnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMAN 5 Kota Cimahi, Adjat, menjelaskan bahwa benar adanya team survey yang diturunkan ke lapangan untuk mendata orang tua yang akan diklasifikasikan hubungannya dengan pembayaran sumbangan pendidikan di SMAN 5 Kota Cimahi.
“Tetapi sebelumnya dibekali dengan arahan agar ketika dilapangan harus memperhatikan keadaan orangtua siswa agar tidak terjadi kesalah pahaman,” kata Adjat.
Namun demikian, imbuh Adjat, dengan adanya kejadian, dia akan memanggil oknum guru yang bersangkutan.
Adjat juga menegaskan, sebelum diterjunkan kelapangan untuk melakukan survey dan pendataan kepada orang tua siswa, saya mengingatkan agar melihat kondisi orang tua siswa secara obyektif dan juga memperhatikan waktu berkunjung.
“Dengan adanya kejadian seperti ini, berarti ada oknum guru yang tidak mengikuti perintah serta anjuran saya,” pungkasnya. (asyaf)