SURABAYA – Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Mohammad Yunus dilanda keresahan karena pandemi corona tak kunjung usai. Karena keresahan itu, maka seniman muda itu menuangkan keresahannya melalui sebuah karya lukis berjudul ‘Dilanda Keresahan Diri’.
“Karya ini merupakan penyampaian terhadap keresahan dari keadaan saat ini, sesuai dengan apa yang saya rasakan,” katanya kepada wartawan, Sabtu (16/1/2021).
Lukisan tersebut mengambil objek bagian kepala dirinya sendiri.
Ia tampak meraung. Sementara bagian mata disubstitusikan dengan mulut.
Pada area pipi, terdapat tiga paku menancap yang dikaitkan dengan tali. Sedangkan tali-tali itu ditarik tiga orang berukuran kecil.
“Saya menggunakan objek kepala saya sendiri dengan ekspresi seolah-olah ingin keluar dari jeratan yang mengikat kuat-kuat. Mengartikan bahwa manusia seperti saat ini resah dengan banyak berita, peraturan, serta ikatan,” katanya melanjutkan.
Menurutnya, pandemi covid-19 banyak memberikan dampak terhadap berbagai sektor termasuk pendidikan.
“Saya mencoba menyuarakan yang ingin disampaikan beberapa orang. Saat ini kami dikungkung dengan kegiatan serba daring yang membuat resah,” Yunus mengatakan.
Oleh karena itu pada bagian kedua mata ia ganti dengan mulut yang memperlihatkan deretan gigi. Menyimbolkan bahwa Yunus mewakili banyak suara.
Tidak hanya itu, pada bagian wajah juga digambarkan seolah meleleh. Merefleksikan masyarakat yang saat ini memang tidak baik-baik saja.
“Karena terus dikungkung, kita lama-lama akan kesulitan salah satunya di perekonomian. Masyarakat harus mempertahankan hidupnya. Mereka yang capek saya gambarkan meleleh,” Yunus memaparkan.
Sedangkan pada bagian atas kepala, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa ini menghadirkan masker medis yang bertujuan untuk mengajak masyarakat tetap mematuhi protokol.
Untuk merampungkan lukisan berukuran 140 x 110 cm ini, setidaknya Yunus membutuhkan waktu selama dua bulan.
“Kalau idenya sudah lama, cuman untuk eksekusinya dua bulan. Medianya saya pakai oil on canvas,” tambahnya.
Menghadirkan potret dirinya sendiri memang bukan menjadi sesuatu yang bagi Yunus. Bahkan, telah menjadi ciri khasnya sejak setahun belakangan.
“Selain supaya tidak diplagiasi, saya berharap bisa mengekspresikan diri. Orang-orang bisa lebih mengenal karya saya,” pungkas Yunus. (ist)