LUMAJANG Gempurnews.com — Dalam proses pembangunan disegala bidang sering akan berhadapan dengan berbagai tantangan yang bisa saja menjadi hambatan. Dalam situasi seperti ini tentu dibutuhkan kekuatan mental secara menyeluruh untuk dapat melalui fase tersebut dan keluar dari persoalan yang memang tidak gampang.
Hal itu disampaikan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat menguraikan pencapaian 20 program janji dan feedback media terhadap kegiatan Pemerintah Kabupaten Lumajang, Senin (23/12/2019) di Gedung Panti PKK Lumajang.
Dihadapan awak media, Thoriq menuturkan tentang pentingnya the logic of optimis atau logika optimisme. Namun dalam logika yang terbalik, terkadang diperlukkan pehamaman the logic of pesimis atau logika pesimisme, guna mengatasi berbagai kemungkinan.
Pada kesempatan itu Thoriq juga mengharapkan adanya kepastian dalam kondisi perubahan, meskipun sering tidak ada jaminan akan keberhasilan yang dapat digaransi pada periode penuh dinamika berfluktuasi saat perubahan itu terjadi.
Terkait hal itu Thoriq menyampaikan ketidakpastian adalah menu utama dalam momentum yang bergerak, dan resiko adalah konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan atas semua tindakan serta keputusan yang telah dan akan dimbil kemudian.
Thoriq juga mengaku akan tetap menghargai kerangka berpikir yang dibangun melalui sudut pandang berbeda. “Saya ngerti teman teman wartawan biasanya suka menulis melalui sudut pandang bernada pesimis. Namun saya tetap membutuhkan itu karena tulisan teman teman wartawan sama saja dengan memberi ruang reflektif evaluasi, sehingga terdapat kesempatan untuk melakukan koreksi terhadap berbagai perbaikan,” ujar Thoriq.
Terkait keinginan untuk membangun Kabupaten Lumajang, Thoriq menyatakan sikap untuk terus menerus beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis, sehingga sikap optimisme terus terjaga dan tidak sampai mengelabui kondisi yang ada.
Pada kesempatan yang sama, Thoriq menyampaikan keinginannya untuk merealisasikan jalan tol sirip Probolinggo. Ia menegaskan hal ini bukan tidak mungkin. Hal ini sudah masuk dalam Perpres No 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbang Kerto Susilo, BTS, Selingkar Wilis dan lintas Selatan. “Sudah ada pemrakarsa yang berminat untuk merealisasikannya,” terangnya.
Thoriq juga mengatakan, ketika pembangunan dilakukan melalui the logic of optimis, maka bukan tidak mungkin the logic of pesimis akan berada diluar comfort zone. Namun demikian, ia tetap mengajak lintas komponen untuk menjaga keseimbangan tersebut, agar senantiasa siap untuk segala kemungkinan terburuk.
Thoriq berpendapat, perencanaan adalah aspek penting mengatasi kompleksitas yang komprehensif pada sebuah rencana, karena hal itu dapat dibangun melalui logika bertanya secara kontinu akan segala kemungkinan.
Kemudian, Thoriq menilai dari titik inilah kritik teman teman wartawan yang bernada pesimisme itu, tetap penting untuk menguji konsistensi atas strategi yang dibangun pada ruang yang berbeda disaat yang bersamaan, justru akan menambahkan nilai sesuai dengan kondisi perubahan yang terjadi.
Perencanaan membutuhkan berbagai alternatif solusi sebagai back up manakala suatu kondisi tidak berlangsung sempurna, sehingga jawaban yang dibangun bukan solusi tunggal, dan upaya yang dapat dibuat dalam memperbanyak varian alternatif adalah dengan memasuki alam pesimisme untuk melihat potensi fit fall dan resiko yang mungkin dapat dihadapi.
Di akhir pertemuan, Thoriq menuturkan, berpikir pesimis merupakan langkah yang dapat dikembangkan dalam membangun optimisme secara objektif, karena dirinya telah mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi saat ketidakpastian masa depan di era pembangunan yang semakin mengemuka. (**)


