
Sidoarjo, GempurNews – Jalur provinsi Raya Sidoarjo – Mojokerto tepatnya jalan raya Balungbendo kondisi berlubang sangat parah dan sering terjadi laka dan tidak jarang korban laka yang meninggal.
Jalan raya Balung bendo hari Rabu, 3 maret 2020 ada pekerjaan perbaikan jalan berlubang, temuan dari awak media diduga pekerja perbaikan jalan diduga asal-asalan. Setelah pekerjaan sehari hasil pekerjaan jalan amburadul pemadatan kurang, aspalnya langsung pecah, batu agregotnya mrotoli dan bergelombang.
Karena tidak memakai Bomax ( Slinder Motor Pemadat ) yang sesuai kondiai type jalan digunakan kendaraan kelas berat sebagai penghubung jalur provinsi.
Masyarakat mengeluh ada ketidak beresan dengan adanya pekerjaan perbaikan jalan berlubang ini, apakah kontraktornya yang nakal atau pihak dari PU Bina Marga yang setengah hati untuk melakukan perbaikan jalan jalur provinsi di jalan raya Balungbendo tepatnya masuk Desa Bakalan Wringinpitu dengan panjang 700m2.
Dari pantauan dilapangan secara faktual pekerjaan jalan terkesan ngawur, dalam kondisi hujan lebatpun diterjang untuk pekerjaan pengaspalan perbaikan jalan. Sangat fatal hasilnya mutu aspal dalam hitungan jam hancur merotoli dan gelombang.
Ony mengaku sebagai pengawas dari Bina Marga Sidoarjo berkilah, pekerjaan perbaikan jalan atau pengaspalan, ” Memang petunjuknya begini dari Pemprov yaitu penggunaan aspal harus dingin dan boleh pakai mesin penumbuk kecil tanpa Bomax karena adanya hanya ini.” Kilah Ony yang mengaku Pengawas dari Bina Marga Sidoarjo.
Selanjutnya Ony mengaku harus kejar waktu agar cepat selesai pengaspalan dilakukan pada waktu hujan.
Ony juga sadar meskipun hasilnya jelek karena dirinya kejar target harus cepat selesai pekerjaan pengaspalan. ” Ini urasan Bina Marga Provinsi mas.” Tangkisnya saat diklarifikasi media.
Tentu saja ini juga jadi perhatian seluruh masyarakat juga termasuk Media, juga LSM dalam bentuk partisipasi pengawasan pembangunan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, termasuk Usia pemakaian serta jaminan keselamatan bagi masyarakat luas pengguna jalan raya tersebut.
Pembangunan yang berkualitas rendah tentu saja tidak hanya merugikan secara ekonomi tapi juga membahayakan masyarakat pengguna jalan raya tersebut.
Haritono selaku wakil LSM Gmas menyayangkan Program kerja pemprov bidang Jalan yang diduga asal menyerap anggaran dan Kontraktor pelaksananya yang nakal hingga berkibar kualitas jalan yang jelek.
Ini bisa dicegah Quality Control dan pengawasan masyarakat saat mulai pengerjaan pengaspalan, dimulai dari matrial aspal, pencampuran Hotmix dan pemadatan yang yang sesuai kapasitas pemakaian jalan, dan sebagainya.
Jika melihat kualitas aspal kurang baik atau jelek segera mengambil sampel untuk diuji laboratorium, agar kualitas aspal yang bisa terjaga dengan baik.” Tandas Haritono
Sementara untuk memperhatikan aspal yang kurang baik dapat dilakukan dengan ciri-cirinya secara visual, seperti warna aspal kurang hitam, banyak agregat yang lepas dari jalan, dan ada keretakan aspal karena pemadatan aspal tidak merata dan kondisi lubang dibawahnya masih labil.
Dengan demikian, untuk mendapatkan kualitas aspal yang baik harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan baik dalam perencanaan dan pelaksaannya, dari segi perencaannya tentu harus mengikuti Job Mix Design yang disepakati antara kontraktor. Konsultan dan pemberi Tugas segi pelaksanaannya harus mengikuti prosedural, trial sesuai kesepakatan yang disepakati.
Aspal jalan yang sering cepat rusak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti Kadar aspal tidak sesuai Job Mix Formula, yaitu komposisi material penyusun aggregat aspal yang dibuat di laboratorium sebelum pelaksanaan di lapangan mulai.
” Misalnya jika dalam JMF menyebutkan kadar aspal yang harus dipakai min 6,2% maka kadar aspal yang digunakan di lapangan harus 6,2% juga. Suhu penghamparan aspal di lapangan tidak sesuai spesifikasi, biasanya terjadi karena jarak AMP (Asphalt mixing plant) dengan lokasi pengaspalan terlalu jauh.( yuli )


