Genpur News, Jakarta 9 Maret 2020
Beberapa masyarakat bahkan beberapa institusi, lanjut Achmad Yurianto, yang kemudian meminta pegawainya yang setelah melakukan perjalanan dari luar negeri, untuk mendapatkan surat keterangan bebas korona.
Ini, menurut Sesditjen P2P, tidak perlu dan sudah dikoordinasikan bahwa indikasi seperti itu tidak ada gunanya. Ia menambahkan bahwa Surat keterangan bebas korona itu tidak ada manfaatnya, karena ini bukan penyakit yang kemudian harus dianggap masalah orang per orang, meskipun sebenarnya ada, tapi besarnya adalah bagaimana mengendalikan penyebarannya di lingkungan masyarakat.
”Saat ini problem yang kita hadapi adalah seperti itu, karena gambaran besar di seluruh dunia terkait penyakit ini bisa kita lihat. Munculnya penyakit ini sekarang tidak disertai tanda-tanda klinis yang terlalu berat. Dan kemudian, lebih cenderung kepada gejala influenza sedang, bahkan beberapa ringan,” kata Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto.
Inilah tantangan bersama untuk seluruh masyarakat, sehingga sekarang kekuatan besarnya adalah bagaimana bersama-sama membangun edukasi agar bisa mengendalikan diri untuk tidak menjadi sakit, bukan untuk menjadi panik dan melakukan tindakan-tindakan yang irasional, sehingga akhirnya malah merugikan banyak aspek.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto, sebagai juru bicara terkait penanganan wabah virus korona, saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (6/3).
”Tujuan pemeriksaan virus ini sebenarnya di dalam konteks untuk merespons kedaruratan kesehatan masyarakat. Bukan di dalam konteks untuk terapi dari pasien yang kita rawat ini. Ini yang harus kita pahami. Oleh karena itu, kepanikan masyarakat sekarang tidak sejalan dengan ini,” ujar Sesditjen P2P.
Kemudian, lanjut Yuri, ini juga berpotensi untuk semakin cepat menyebar ke berbagai negara karena memang pada umumnya orangnya tidak merasa sakit, hanya merasa sakit ringan, bukan menjadi gambaran suatu penyakit yang berat.
”Sekali lagi ini kekuatan kita, mari mengedukasi masyarakat kita untuk tidak panik. Penyakit ini bukan penyakit yang baru dalam tataran pemahaman kita, karena ini adalah penyakit influenza, hanya virus penyebabnya yang baru,” ujarnya. (Jen)
 
			 
				
 
					  

 
  
		 
		 
		 
		